Sejarah Singkat
Sebetulnya, sepeda fixed gear adalah bentuk paling “primitif” dari sebuah sepeda. “Anda bisa menambahkan apa saja pada sebuah sepeda, tapi akan ada saatnya di mana anda tidak bisa mengurangi komponen sebuah sepeda tanpa menghilangkan fungsi dasarnya. Itulah fixed gear,” kata Graeme Obree, pemegang rekor Hour Record dari Inggris.
Pada awalnya, semua sepeda nggak punya rantai. Entah dikayuh dengan kedua kaki macam otopet, atau memiliki pedal yang langsung terhubung ke as roda, sehingga tiap kayuhan kaki langsung memutar roda sepeda. Kelemahan dari teknologi ini, bila kita menginginkan sepeda berjalan lebih jauh tiap satu putaran pedal, berarti diameter roda harus dibuat sebesar mungkin. Batas diameter yang mungkin adalah dua kali panjang kaki pengendaranya, dan sepeda dengan roda sebesar itu sangat nggak stabil pengendaliannya. Bahaya.
Selanjutnya, kelemahan ini diatasi dengan menggunakan diameter roda yang tidak begitu besar untuk mengurangi bahaya. Untuk membuat sepeda berjalan lebih jauh setiap satu putaran pedal, maka digunakan mekanisme roda gigi dan rantai yang bisa diset dengan rasio tertentu. Ya, mirip dengan sepeda yang kita lihat sekarang.
Pada saat itu, posisi roda gigi belakang (yang terhubung ke roda belakang) adalah tetap, atau fixed. Tiap putaran pedal akan memutar roda, dan begitu pula sebaliknya. Nah, inilah yang disebut fixed gear, atau bahasa sininya “doltrap”. Karena bentuk sistem penggerak ini masih dianggap berbahaya untuk mayoritas orang, maka selanjutnya dikembangkanlah mekanisme freewheel, yang memungkinkan sepeda meluncur sendiri meskipun pedal berhenti dikayuh, atau coasting.
Sebetulnya, sepeda fixed gear adalah bentuk paling “primitif” dari sebuah sepeda. “Anda bisa menambahkan apa saja pada sebuah sepeda, tapi akan ada saatnya di mana anda tidak bisa mengurangi komponen sebuah sepeda tanpa menghilangkan fungsi dasarnya. Itulah fixed gear,” kata Graeme Obree, pemegang rekor Hour Record dari Inggris.
Pada awalnya, semua sepeda nggak punya rantai. Entah dikayuh dengan kedua kaki macam otopet, atau memiliki pedal yang langsung terhubung ke as roda, sehingga tiap kayuhan kaki langsung memutar roda sepeda. Kelemahan dari teknologi ini, bila kita menginginkan sepeda berjalan lebih jauh tiap satu putaran pedal, berarti diameter roda harus dibuat sebesar mungkin. Batas diameter yang mungkin adalah dua kali panjang kaki pengendaranya, dan sepeda dengan roda sebesar itu sangat nggak stabil pengendaliannya. Bahaya.
Selanjutnya, kelemahan ini diatasi dengan menggunakan diameter roda yang tidak begitu besar untuk mengurangi bahaya. Untuk membuat sepeda berjalan lebih jauh setiap satu putaran pedal, maka digunakan mekanisme roda gigi dan rantai yang bisa diset dengan rasio tertentu. Ya, mirip dengan sepeda yang kita lihat sekarang.
Pada saat itu, posisi roda gigi belakang (yang terhubung ke roda belakang) adalah tetap, atau fixed. Tiap putaran pedal akan memutar roda, dan begitu pula sebaliknya. Nah, inilah yang disebut fixed gear, atau bahasa sininya “doltrap”. Karena bentuk sistem penggerak ini masih dianggap berbahaya untuk mayoritas orang, maka selanjutnya dikembangkanlah mekanisme freewheel, yang memungkinkan sepeda meluncur sendiri meskipun pedal berhenti dikayuh, atau coasting.
Ada yang berpendapat bahwa Sepeda fixie adalah sepeda yang digunakan kaum pengantar pos/koran/majalah, yang biasa dikenal dengan kurir di wilayah kelahiran saya di Amerika sana, persisnya di New York. Mereka mengalami masalah lead time pada saat mendeliver paket mereka karena kondisi kota New York yang begitu padat. Makanya mereka memilih sepeda sebagai altrernative, dan hasilnya memuaskan dengan lead time delivery berkurang dan pengiriman yang jauh lebih cepat.
Fixie Bike, yang menggunakan Fixed Gear, akan membuat ayunan pedal terus berputar seiring dengan perputaran roda belakang, sehingga untuk melakukan pengereman, maka si pengendara harus mengurangi putaran pedal dengan cara gaya melawan arah putaran pedal.. atau biasa di sebut dengan sistem ‘door trape’.
Jadi kalo kita make sepeda Fixed Gear kita balik ke jaman dulu dong, jaman waktu freewheel belum ada. Ya benar, sepeda pada awalnya belum memiliki freewheel. Freewheel Mechanisme sendiri baru ditemukan pada tahun 1902-1903. Sedangkan sepeda sebelum itu semuanya masih fixed Gear.
Ada juga yang berpendapat bahwa Fixed Gear dari Velodrom ke Jalanan
Sepeda fixed gear, awalnya murni digunakan untuk perlombaan di velodrom, atau kompetisi track bike. Memang, momentum yang dihasilkan dari putaran roda fixed gear akan sangat membantu pembalap untuk mencapai kecepatan setinggi-tingginya, tapi karena resiko bahayanya maka penggunaan fixed gear untuk kompetisi akhirnya dibatasi di velodrom.
Mari kita loncat sejenak ke New York. Ibukota trendsetter dunia.
Jauh sebelum faksimili, jaringan internet, dan telepon selular, keberadaan kurir atau messenger untuk mengantar dokumen di distrik bisnis New York adalah sangat vital. Berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, awalnya para messenger ini memilih untuk berjalan kaki, atau naik bus atau subway. Kultur bersepeda belum terlalu populer waktu itu, tenggelam di tengah kecintaan masyarakat Amerika pada mobil dan bahan bakar fosil.
Hingga kemudian beberapa messenger imigran dari Jamaika yang memiliki latar belakang sebagai atlet track bike di negara asalnya terpikir untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Selain minus biaya karena minim perawatan (dengan sepeda track yang notabene fixed gear, tidak perlu khawatir akan kerusakan freewheel, derailer, atau rem. Karena memang nggak ada semua), bebas macet, dan jauh lebih cepat melibas kemacetan dibanding menunggu bus atau berjalan kaki. Walaupun kini tidak semua bike messenger menggunakan sepeda fixed gear, namun messenger yang menggunakan fixed gear memiliki status sosial lebih tinggi di mata sesama messenger.
Sebagai komunitas, tentunya para messenger ini memiliki pola sub-kultur tersendiri. Kehidupan mereka yang bebas, tidak terikat pada norma masyarakat “normal”, serta profesi yang menantang dan memicu adrenalin ini menarik perhatian kalangan hipster “gaul” yang mulai tertarik bersepeda, seiring merebaknya popularitas bersepeda di seluruh dunia kurang lebih pada pertengahan dasawarsa yang barusan lewat. Para hipster modis yang melek internet ini menjadikan fixed gear sebagai bagian dari fashion statement, terutama karena biasanya sepeda yang dipakai para messenger itu simpel (ya, karena nggak ada apa-apanya, rem aja nggak ada) namun dibuat sangat personal melalui pilihan warna dan komponen yang sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Selanjutnya, trend baru ini dibaca oleh kalangan di dunia fashion dan apparel, dan dengan bantuan internet… menyebarlah virus baru ini ke seluruh dunia.
Kok Bisa Sampai ke Indonesia?
Terima kasih kepada internet, akhirnya virus ini menyebar pula di Indonesia khususnya pada setahun belakangan ini.
Diawali dari Jakarta saat beberapa member sebuah forum khusus sepeda terbesar di Indonesia mulai saling “meracuni” dengan gambar-gambar sepeda fixed gear yang ditemukan di internet. Waktu itu, belum ada yang berani untuk membangun sepeda fixed gear, mengingat perbedaan kondisi lalu lintas Jakarta dan New York. Belum lagi keterbatasan parts yang ada di pasaran. Tapi tak butuh waktu lama untuk para pelopor ini untuk membangun fixed gear masing-masing, berbekal road bike uzur, parts akal-akalan, dan ilmu dari internet.
Tidak jauh berbeda dengan negara asalnya, di Indonesia pun penggunaan fixed gear dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi. Yang getol ngebut, yang senang nge-trick (terutama untuk penggemar yang memiliki latar belakang skill BMX atau trials, atau kebanyakan nonton Youtube), yang biasa-biasa saja tapi gemar jalan jauh, minimal untuk commuting sehari-hari, yang murni melihat sepeda ini sebagai fashion statement (dengan kata lain, doyan dandan), dan gabungan dari beberapa klasifikasi di atas. Tiap kota besar, kecenderungannya pun berbeda. Misalnya, karena akses yang terbuka, anak-anak Jakarta bisa dibilang terdepan soal masuknya barang baru dari luar negeri. Atau betapa komunitas fixed gear di Bandung lebih terkenal karena custom frame bikinan sendiri serta variasi trik dan “kecongkakan” skill yang dimiliki.
Ada beberapa kelebihan yang buat orang suka sama sepeda jenis ini
Sepeda Fixed Gear Itu simple, karena sepeda ini tidak perlu menggunakan mekanisme rem, cukup menghentikan laju pedal maka laju roda sepeda akan berhenti dengan sendirinya. Tapi untuk keamanan, karena keterbatasan skill bersepeda juga tidak jarang pengguna sepeda ini masih menggunakan front break. Apalagi jika menimbang ketika harus melewati medan yang menurun atau resiko putus rantai di tengah jalan.
Dari sisi efisiensi, sepeda Fixed Gear jauh lebih efisien. Kenapa lebih efisien, karena tidak adanya freewheel tadi. Sehingga semua tenaga yang kita keluarkan untuk mengayuh semuanya diberikan kepada sepeda. Buat yang benar-benar pengen olahraga dan butuh kecepatan, maka anda akan benar-benar puas menggunakannya
Bisa jalan mundur. Alasan lucu y, tapi salah satu kehebatan sepeda fixie adalah bisa jalan mundur.
Alasan lain yang tidak bisa saya tuliskan disini
Jadi apa yang harus dipersiapkan untuk membuat fixie? Yang paling utama tentu hub. Tinggal minta bikinin hub buat becak klo mau buat sendiri. Atau beli Hub Fixie yang udah jadi. Ada banyak macam, ada yang cuma buat fixed gear doang, dan ada juga model flip-flop. Jadi untuk model flip-flop kita bisa ganti mode fixed gear atau single gear dengan membalik roda belakang sepeda. Dan satu lagi, jangan samain y hub fixie ama hub torpedo, karena hub torpedo itu masih ada freewheel.
Hal kedua yang harus dipersiapkan adalah frame sepedanya. Ada syarat tertentu buat frame sepeda buat dipasangin hub fixie, syaratnya tidak jauh berbeda dengan frame sepeda single gear. Intinya, panjang rantainya nantinya bisa kita sesuaikan ulang, mengingat posisi rantai sangat menentukan nyawa anda jika anda menggunakan fixie. Inilah model drop out frame yang cocok untuk fixie.
Biar lebih gaya, biar kayak anak muda jaman sekarang kita pake frame yang model balap. Biar keliatan simpelnya, dan bisa gaya di depan cewek-cewek. Pertimbangan memilih frame juga harus disesuaikan dengan jenis ban/rim yang kita pakai. Misalkan kita ingin pake rim kayak sepeda balap, maka kita harus sesuaikan ukuran framenya.
Hal lain yang lebih dari ini tergantung dari kreativitas anda. Seadanya juga tidak masalah, yang penting bisa merasakan sensasi fixie dan bisa tampil beda sambil gowes. Satu hal lagi yang lumayan penting adalah toe clip (buat nahan pedal biar tetap nampol ama kaki). Supaya waktu mau ngerem kaki kita gak lepas dari pedal. Ingat, pengereman dengan menahan pedal ini menentukan keselamatan kita.
Jadi jangan sering terlalu terpengaruh kalau sepeda fixed gear itu harus kayak gini atau kayak gitu. Inti dari sepeda fixed gear itu y terletak pada gearnya yang satu arah saja. Karena kemaren saya waktu gowes pagi-pagi papasan sama orang yang make sepeda dengan model kayak sepeda fixie jaman sekarang yang lagi ngetren. Waktu di turunan saya tetap ngayuh sepeda MTB kesayangan, ngeliat di depan ada Fixie jadi tertarik buat tanya-tanya. Tapi Waktu ngeliat dia di turunan berhenti ngayuh, malah bikin ketawa sendir. Ternyata yang didepan ini Fixie Wannabe.
Tapi terlepas dari Fixie Wannabe atau bukan, menurut saya ada hal yang lebih penting. Yaitu mau apapun jenis sepeda yang anda pakai, yang terpenting sepeda itu bukan cuma jadi pajangan atau dipakai buat mejeng doang. Tapi sepeda itu benar-benar anda pakai untuk olahraga dan juga komitmen mengurangi polusi.
berikut contoh fixie bike.....
http://www.google.co.id/







Tidak ada komentar:
Posting Komentar